Menganggapi rencana pemerintah menggandeng Cina menggarap pertanian di Kalimantan, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Prof. Dwi Andreas Santosa mengemukakan bahwa memang ada masalah sangat serius menyangkut produksi padi di Indonesia salah satunya adalah penurunan luas lahan pertanian. Menyangkut dipilihnya Kalimantan tengah sebagai lokasi yang akan digarap Prof. Dwi Andreas mengemukakan bahwa masalah utama di daerah tersebut adalah tata kelola air dan kondisi tanah. Menurutnya ahli-ahli Indonesia lebih memahami hal tersebut daripada Cina. Prof. Dwi Andreas juga menyitir pendekatan Food Estate yang menurutnya tidak tepat dan akan gagal, sehingga jika konsep ini juga diterapkan untuk kerjasama dengan Cina akan mengalami hal yang sama.
Seperti diketahui pemerintah bakal menggandeng Cina untuk menggarap sawah di Kalimantan Tengah. Ada lahan setidaknya satu juta hektare yang bisa digarap bersama dengan Cina secara bertahap. Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah import beras yang selama ini terus meningkat. Selain mengatasi masalah import diharapkan ada alih teknologi dari Cina ke Indoenesia.
Simak tayangan Market Review dari IDX Channel selengkapnya!