El Nino segera datang. El Nino diperkirakan mulai Agustus dan diharapkan tidak melebihi akhir tahun. Ketua AB2TI, Dwi Andreas Santosa memperkirakan produksi pangan turun 5%. Sementara itu, Suwandi, Dirjen Tananaman Pangan Kementan menyambut kedatangan El Nino sebagai tantangan untuk siap bergerak, berkolaborasi dengan daerahdengan 9 langkah penanganan El Nino untuk meningkatkan indeks pangan. Menyikapi adanya enam item dari sembilan bahan pangan penting dicukupi dari pasar internasional, Ketua BAPANAS, Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa BAPANAS sedan mempersiapkan stok. Selanjutnya Arief menyatakan bahwa ketahanan pangan yang ingin dibangung di Indonesia adalah ketahanan pangan yang berbasis pada kedaultan pangan. BAPANAS bertugas mengawal ketersediaan, kualitas, keterjangkauan harga, dan keberlanjutan stok pangan.
Menarik untuk dicermati pernyataan wartawan senior kontan, Titis Nurdiana, menyoal ketahanan pangan yang menjadi PR utama. Baginya ketahanan pangan tidak sama dengan ketersediaan. Ketahanan pangan bukan memenuhi kebutuhan dengan mekanisme impor, tetapi berbicara mengenai bagaimana kita memproduksi dan mencukupi kebutuhan yang ideal. Kebutuhan akan tatanan pangan dalam mekanisme ketahanan pangan yang tidak bergantung pada impor tetapi pada swasembada. Prof. Dwi Andreas Santosa kemudian meluruskan, bahwa yang dimaksud adalah kedaulatan pangan.
Kelihatannya ada optimisme menghadapi El Nino tahun ini. Simak selengkapnya di B-TALK Kompas TV.