Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menyebutkan IF8 merupakan varietas padi hasil pemuliaan oleh para petani anggota AB2TI di Karanganyar, Jawa Tengah. Varietas IF8 ditemukan melalui seleksi panjang selama bertahun-tahun.
Pada 27 April 2014, benih unggul ini pun akhirnya dilepas atau diperkenalkan ke masyarakat sekitar dengan nama IF8 (Indonesian Farmer 8) di Saptatirta Matesih, Karanganyar. Sepanjang 2014-2015, tutur Andreas, IF8 diuji di 13 Kabupaten dengan potensi hasil ubinan tertinggi hingga 14 ton gabah kering panen (GKP) per ha.
Dari pengujian di 13 kabupaten tersebut, terjadi peningkatan hasil sebesar 57,36 persen dibanding varietas-varietas lain yang dilepas pemerintah.
Pada 2017, Varietas IF8 pun dikirim ke Aceh Utara lantaran adanya permintaan untuk pemberdayaan petani di Aceh Utara. Sesampainya di Aceh, varietas IF8 diterima oleh Gubernur Aceh pada masa itu, tepatnya November 2017.
Pada saat bersamaan, dibentuk pula kepengurusan AB2TI di tingkat provinsi dan Kabupaten di Aceh. Munirwan pun ditunjuk sebagai Ketua AB2TI Aceh Utara.
Selanjutnya, IF8 ditanam di lahan seluas 200 ha dan pada saat yang sama, padi varietas Ciherang juga ditanam di lahan seluas 200 ha. Lahan seluas 400 ha tersebut disediakan oleh 4 gampong (kampong).
Pada panen raya April 2018, produktivitas IF8 hampir dua kali lipat Ciherang. Permintaan benih IF8 pun melonjak.
Permintaan yang melonjak tersebut kemudian difasilitasi melalui pendirian PT di bawah badan usaha milik desa (BUMDes) setempat. Pembentukan PT, katanya, dilakukan berdasarkan hasil musyawarah Gampong Meunasah Rayeuk pada 29 Januari 2019 dan ditetapkan sebagai unit usaha di bawah badan usaha milik gampong (BUMG) pada 30 Januari 2019.
Adapun pengembangan benih unggul ini tak berhenti di IF8. Saat ini, ada IF16 yang produksi riilnya, bukan hasil perhitungan ubinan, mencapai 14 ton per hektare (ha), tetapi dengan masa tanam yang lebih pendek, yakni 115 hari sejak disebar.
Komentar Terbaru